Kamis, 03 Maret 2016

CINTA DALAM DIAM

Bagaimana aku memperjuangkan cinta ini dalam diamku?

Allah tak pernah mengharamkan cinta. Cinta adalah sebuah rasa yang sudah menjadi fitrah bagi setiap umat manusia. Namun, manusia diperintahkan untuk menjaga agar cinta itu tidak lantas menjerumuskannya pada tindakan yang diharamkan-Nya. Cinta haruslah menjadi media untuk mendekat kepada-Nya. Cinta yang seperti apakah yang sekiranya mampu mendekatkan kita kepada Sang Pemberi Cinta? Sebut saja, cinta dalam diam.
Cinta dalam diam yaitu cara mencintai yang dirasa paling tepat ketika diri belum mampu terikat dalam sebuah ikatan suci, yaitu pernikahan. Jika belum mampu mencintai dan dicintai dalam ikatan pernikahan, cinta dalam diam merupakan jawaban atas segala kegalauan hati. Bagaimanakah cara memperjuangkan cinta dalam diam yah?

Jangan Jatuh Cinta, tetapi Bangun Cinta

“Kini aku tersadar, bahwa sendiri adalah status terbaik sebelum menikah. Kesucian diri, tulusnya cinta, dan besarnya pengorbanan, hanya untuk orang yang sudah dihalalkan bagi kita. Maka sebelum nikah kita harus bersabar dalam kesendirian. Kita padatkan waktu untuk berprestasi. Tak perlu lagi kita galau soal jodoh. Kalau diri kita berkualitas. Jodoh yang berkualitas akan dihadirkan untuk kita,” (Ahmad Rifa’i Rif’an).

Persoalan tidak akan selesai hanya dengan kita mengatakan, “Allah, aku mencintainya.” Lantas, apakah yang menjadi bukti bahwa perasaan itu adalah cinta karena Allah? Ya, sebuah perjuangan. Sebuah perjuangan untuk membangun cintalah yang akan kita lakukan setelah rasa bernama cinta itu hadir. Cinta tak semestinya memaksa diri untuk melupakan, tetapi cinta juga tak boleh memaksa diri untuk memiliki. Perasaan cinta haruslah dikelola agar rasa cinta dapat tumbuh ataupun mengkerut sewajarnya. Memantaskan diri merupakan cara untuk mencintai dalam diam.

Tidak Harus dia, tetapi Harus karena Dia

“Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya,” (Imam Syafi’i).

Apakah kita sungguh yakin bahwa dialah jodoh kita? Jodoh itu mungkin saja teman kita, atau orang yang baru saja kita temui di suatu tempat, atau seseorang yang dulunya kita ikhlaskan. Jodoh itu bisa saja orang tua atau wali kita yang mencarikan, atau teman kita yang menjodohkan. Bagaimana pun juga, jodoh itu bukan hanya perihal cinta, tetapi juga tentang rencana Allah kepada kita. Bukan cinta yang pada akhirnya membuat kita berjodoh dengan seseorang, tetapi Allah-lah yang menjodohkan. Tentunya, semua telah tertulis dalam Lauful Mahfuzh. Jadi, janganlah kita mencintai seseorang melebihi cinta kita kepada Allah. Cukuplah cinta dalam diam dan serahkan sepenuhnya kepada Allah. Setelah usaha cinta dalam diam ini yang bisa kita lakukan ialah mengikhlaskan semuanya kembali kepada Allah.

Dalam proses mengikhlaskan sembari terus berusaha menjadi seorang muslim/muslimah yang baik, tetap berdoalah kepada Allah yang mengetahui rasa cinta yang dirasakan. “Ya Allah, ampuni aku karena sampai detik ini aku masih menyimpan sebuah rasa cinta kepada salah satu hamba-Mu yang jauh di sana. Ya Allah, jika memang rasa cinta ini membuatku jauh dari-Mu, maka hilangkanlah. Kumohon pertemukan aku dengan orang yang mencintai-Mu di atas segalanya, yang mencintaiku karena-Mu dan yang kucintai karena-Mu. Namun, jika memang rasa cinta ini membuatku mendekat kepada-Mu dan dialah yang Kau tetapkan sebagai jodohku, maka pertemukanlah kami di waktu yang tepat. Di saat kami telah siap, pertemukan kami dalam kesucian cinta-Mu.”
Mencintalah dengan bijak. Tak perlu terlalu berharap terhadap cinta yang dirasa, cukuplah cinta dalam diam. Berdoalah pada Yang Maha Kuasa atas segala pilihan terbaik-Nya. Semoga kita akan mendapatkan pilihan yang benar-benar terbaik dan menjadi pendamping dunia dan akhirat. Wallahualam bisawab.
#Jika Jodoh, Pasti Bertemu dan Bertamu :)




http://abiummi.com/bagaimanakah-cara-memperjuangkan-cinta-dalam-diam/

Rabu, 14 Oktober 2015

Ilmu Astronomi dalam Islam (1)




هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَ الْقَمَرَ نُوْرًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَ, مَا خَلَقَ اللهُ اِلاَّ بِالْحَقِّ, يُفَصَّلُ الْاَيَتِ لِقَوْمِ يَّعْلَمُوْنَ. اِنَّ فِى اخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَ النَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللهُ فِى السَّمَوَتِ وَ الْاَرْضِ لِاَيَتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُوْنَ
 

Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat orbit) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu), Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq (benar). Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Yunus: 5-6).

1. Dalam Islam, mempelajari ilmu terkait perhitungan waktu untuk menetapkan jadwal sholat yang berdasarkan posisi matahari hukumnya adalah fardlu kifayah.

2. Mengapa demikian? karena jelas hukum terkait sholat fardlu adalah fardlu (wajib), sedangkan berlaku kaidah ushul fiqh "jika suatu kewajiban tidak sempurna tanpa sesuatu, maka sesuatu itu wajib pula hukumnya" Sehingga hukum mengetahui waktu sholat yang diketahui berdasarkan posisi matahari terhadap keberadaan kita adalah wajib pula hukumnya. 

3. Sementara itu, bagaimana bila kita tidak bisa mengetahui posisi matahari akibat mendung, terkena kabut asap dan lainnya? Sebenarnya posisi matahari setiap hari dapat kita prediksi, baik pada setiap bulan maupun setiap tahun yang memiliki kabisat maupun tidak. 

4. Inilah salah satu bukti kekuasaan Alloh yang menunjukkan tanda-tanda kekuasaannya kepada orang yang mengerti bahwa Alloh menjadikan matahari dan bulan sebagai obyek untuk dikembangkan ilmu pengetahuan karena memang kebutuhan kaum muslimin pada khususnya untuk mengetahui penanggalan dan perhitungan waktu sholat. 

5. Salah satu keistimewaan matahari ialah posisi matahari yang dapat diketahui (diprediksi) karena orbital bumi terhadap matahari yang tetap. Sehingga posisi matahari terhadap posisi kita (di berbagai belahan bumi manapun) dapat diprediksi dan dapat ditentukan waktu (jadwal) sholatnya. MasyaAlloh...

6. Salah satu keistimewaan bulan ialah ia memiliki orbit terhadap bumi yang tetap. Sehingga dapat ditentukan penangggalan Hijriyah untuk kaum muslimin melaksanakan beberapa perintah syariah berdasarkan tanggal tertentu, misal tanggal 10 Dzulhijjah sebagai hari raya idul Adha dan pelaksanaan ibadah haji. MasyaAlloh...

7. Ilmu untuk mempelajari posisi matahari dan bulan yang cenderung periodik terhadap masa tertentu biasa disebut sebagai ilmu falaq.

8. Kembali pada kaidah ushul di atas, maka keberadaan mempelajari ilmu falaq adalah fardlu bagi kaum muslimin, yakni fardlu kifayah.

9. Sehingga, mempelajari ilmu astronomi untuk menguasai ilmu falaq itu sendiri akan mendatangkan pahala dan mengantarkan pada keimanan yang akan semakin bertambah, insyaAlloh, bila kita memang mempelajarinya untuk menggapai ridlo Alloh SWT.

10. Nabi Muhammad SAW  bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim.” (HR  Ibnu  Majah dari Anas ra).

11.  Alloh SWT pun berfirman (yang artinya): Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat (TQS al-Mujadalah [58]: 11).

12. Keutamaan sesorang ‘alim (berilmu) atas seorang ‘abid (ahli ibadah) seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya (warisan ilmu) maka dia telah mengambil keuntungan yang banyak.” (HR. Tirmidzi).
 

catatan:
1. Tafsir ayat, lengkapnya: http://ibnukatsironline.blogspot.co.id/2015/05/tafsir-surat-yunus-ayat-5-6.html
2. Kaidah Ushul, lengkapnya: http://hizbut-tahrir.or.id/2009/03/06/mendudukkan-kaidah-mala-yatimmul-wajib/  dan http://hizbut-tahrir.or.id/2012/10/27/qarinah-dan-perannya-dalam-instinbath-hukum-syara/  

Selasa, 07 April 2015

Tentang penulis

Nama                      : Sri Handayani (Ana Fatihatur Rosyidah)
Nama panggilan       : yani
Umur                      : 21th
Kota asal                 : Jombang
Kota tinggal             : Malang
Riwayat pendidikan : #RA. Muslimat Pagerwojo Jombang
                                #MI. Sayyid Abdurrohman (Putri) Pagerwojo Jombang
                                #Mts. Sayyid Abdurrohman Pagerwojo Jombang
                                #MAN. 7 Banjarsari Jombang
                                #Department of Physics, Mathematic and Natural Science Faculty, 
                                  University of Brawijaya, Malang 
                                  angkatan tahun 2012, lulus insyaAlloh bulan Mei 2016. amiin...
 Teman dari Sekolah : Desi Lia Asyari (Biologist)
                                 Baiti Jannati (Mathematician)
                                 Yeni Ida Fauziah binti Sulaedi
                                 Yusria Khoiro Abada (Kamus bahasa Arab berjalan)
                                 Idatul Kubro (bu nyai), seperjuangan dari MI dulu
                                 Nadzimatun Nuris (psychologist)
                                 Asma'ul Husna (calon guru bahasa Indonesia)
                                 Khusnul Fauziyah
                                 Fitri Nur Aini (ahli teater, calon guru Matematika)
                                 Nurul Fitriyah (neng)
                                 Lutfi Ana Sari (*Smart and Beatiful gank', aku kira nama permen)
                                 Ayu Purnamawanti
                                 Nadzifatul Muthoharoh (anthropologist)
                                 Himmatul Lailiyah (Ahli bahasa)
                                 Rulayanti (Athlete)
                                 dll.
Teman dari Kuliah    : Teman2 angkatan 2012 :) dan lain2
Teman dari pengemban mabda' Islam : Musrifah dan darisah MHTI Chapter UB, Musrifah di 
                                 Jombang mb Fitri, mb Ani, mb Devi, dan teman2 yg lain, dan yang 
                                 pernah jadi mad'u.
Teman dari kompleks gang Imam Bonjol: Lilis NH (my cousin), dek Yeni, Maulidina      
                                 PNS, neng Linda, mb Yuni, Fifi, Pur (mbut), Aini, Rika. Junior: 
                                 adekQ Puput, Tharisa, dewi, Karimah, senior: mb Laila, mb Likha, 
                                 neng Zayyin, mb Mila.
                                


قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ، فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ، اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى، حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاه. (صحيح البخاري)
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah سبحانه وتعالى  pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya[Q1]. (1) Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai kerana Allah سبحانه وتعالى, berkumpul dan berpisah kerana Allah juga, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya sambil berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembuyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga meleleh air matanya[Q2] basah kerana menangis.” (Sahih Bukhari, Hadis no 620)

Masa muda adalah masa yang penuh dengan potensi. Potensi yang dimiliki oleh pemuda mampu merubah dunia, dalam arah kebaikan atau malah keburukan (na'udzubillah tsumma na'udzubillah). 
Bila kita lihat, amati dan fikirkan, di zaman ini di mana sistem kapitalisme masih melingkupi dunia ini bahkan di kehidupan kaum muslimin yang menjadikan generasi pemuda kita pula tersusupi mabda' (ideologi) ini dalam benak mereka. Ideologi kapitalisme yang merajai di negeri-negeri kaum muslimin, menjadikan ideologi kapitalisme ada di benak mereka (generasi pemuda muslim) yang membangun pola pikir, tolak ukur tingkah laku, bahkan arah pandang kehidupan (tujuan hidup) mereka bukan lagi Islam. Tujuan hidup mereka adalah materi dunia| bukan ridho Alloh SWT. Tolak ukur perbuatan mereka adalah manfaat semata| bukan lagi hukum Syara' Islam, dan pola pikir mereka adalah dibangun atas dasar sekulerisme (memisahkan antara Islam dengan urusan kehidupan, yakni hukum syari'ah Islam dari aturan kehidupan)| bukan lagi dalil syara'. 
...
%be continued at other time.



#Mewujudkan impian memang sulit, penuh ujian dan berliku, tapi lebih sulit bila tak punya impian.

"Ana Fatihatur Rosyidah" sebuah do'a dan impianku...
Mewujudkan do'a atas apa yang dipanjatkan mereka terkasih yang diperuntukkan padaku...
Uhibbukum fillah...
Jazakillah khoiro Ummii yang setiap saat mendo'akan kebaikan untukku. Hatiku mendengarnya Ummii.
Jazakalloh khoiro Abii, yang setiap saat mendo'akanku, ketika selesai sholat berjamaah Ana, Ummi, Abi, Akhi wa Ukhti di musholla rumah, selalu Abii panjatkan do'a agar putrimu kelak menjadi Qurrota A'yun dan do'a keselamatan dunia akhirat juga perhiasan untuk kami akhlak yang baik senantiasa engkau lantunkan dalam pintamu kepada Yang Maha Mengabulkan do'a.
Jazakalloh khoiro Akhii Fauzul M ust Afid, yang senantiasa do'a untuk saudarimu tak terlupakan di setiap do'a setelah sholatmu juga kebaikan atas kami (Ana dan Mahfudho).
Jazakalloh khoiro Akhi Ziadul Muntafi', yang senantiasa mengharapkan kebaikan untuk kami sekeluarga. Meskipun telingaku tidak pernah mendengar lirih do'amu akhi.
Jazakillah khoiro Ukhti, yang senantiasa mengharapkan kebaikan untuk saudarimu, orang tua dan kakak''mu. Meski do'a itu terucapkan di dalam benakmu.
Kini usiaku beranjak dewasa. 20 th telah ku lalui hidup di dunia ini. Semoga kelak kita bersama dalam perjuangan dakwah Islam, dipersatukan dengan mabda' yang shohih dan berkumpul bersama di Jannah Alloh kelak di akhirat. Serta tujuan, impian dan harapanku adalah kita sekeluarga bersama bisa menunaikan haji dan umroh bersama. amiiin ya Alloh.
oleh:
Sri Handayani 12-01-1994 (Ana Fatihatur Rosyidah)